Kisah Kasih Duniamu

"…apalah arti sebuah kisah bila tidak ada kasih di dalamnya…"

golok naga terbang (jilid 2)

Golok Naga Terbang
Karya : Aryani W.

Sambungan dari jilid 1
Jilid II
TIDAK dapat disalahkan apabila orang menjadi tertarik melihat benda atau barang yang cantik menarik. Sudan normal agaknya, lepas dari nafsu yang menguasai hati masing-masing orang. Kita akui bahwa kita pasti merasa suka dan tertarik apabila melihat barang bagus atau melihat bunga yang cantik dan harum baunya. Akan tetapi apabila kita memandang benda tersebut dengan wajar, tidak dimasuki pikiran yang akan membuat kita terbelenggu oleh dosa yaitu pikiran yang digerakkan oleh Sang Iblis yang menyodorkan kenikmatan dan kesenangan , duniawi. Di mana Sang Iblis ini mendorong-dorong kita untuk melakukan atau membayangkan betapa nikmatnya apabila kita dapat memiliki atau menikmati barang atau benda tersebut! Tidak peduli lagi bahwa dia bukanlah kepunyaan kita pribadi, rasa ingin memiliki dan menikmati dengan segala cara dan upaya yang melanggar aturan pun dibenarkan oleti pikiran kita yang sudah dikuasai oleh kuasa kegelapan ini sehingga terjadilah hal-hal yang melanggar tata susila dan ajaran-ajaran agama! Baca lebih lanjut

9 Juli 2011 Posted by | Aryani W, Cerpen | , | Tinggalkan komentar

golok naga terbang (jilid 1)

Golok Naga Terbang
Karya : Aryani W.

Jilid I
“JANGAN lupa, tempatnya di tumpukan ke tiga! Di belakang kotak-kotak buku yang di tengah!” Kata seorang tua yang berumur lima puluh tahun dan berwajah tampan, berkulit putih kemerahan tanda sehat. Bangsawan Li Ceng Ong pegawai perpustakan di Perkumpulan Naga Terbang ini adalah seorang keturunan pangeran. Wajahnya yang tampan dihiasi jenggot putih seperti perak sampai di dada, dengan sepasang mata tajam bening bersinar-sinar mengawasi orang yang diajak bicara di depannya.
“Apakah ada jalan rahasia yang dekat tempat tersebut?” tanya laki-laki berbadan kekar dan berwajah gagah yang usianya sekitar lima puluh lima tahun, menegaskan.
“Memang ada. Akan tetapi, jalan itu sekarang masih ada atau tidak aku kurang tahu.”
“Akan kucari nanti di sana!”
“Harap Taihiap berhati-hati. Perkumpulan Naga Terbang tidak bisa dibuat mainan!” Li Ceng Ong memperingatkan. “Baiklah, Taijin. Saya mohon diri!”
“Semoga berhasil usahamu, Taihiap! Aku hanya mendoakan supaya Taihiap tidak menemui rintangan suatu apa pun.” Baca lebih lanjut

9 Juli 2011 Posted by | Aryani W, Cerpen | , | Tinggalkan komentar